Dampak dari krisis iklim semakin dirasakan oleh masyarakat, termasuk bagi para petani dan peternak. Salah satu upaya untuk mengatasi krisis iklim adalah mengembangkan usaha yang lebih ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi para pelaksananya. Dengan sistem peternakan terintegrasi, kami mencoba untuk menyediakan produk kambing yang sehat dan limbahnya dapat diolah menjadi pupuk sebagai pengganti pupuk kimia. Kami berharap usaha ini bisa menjadi contoh atau memotivasi petani untuk berinovasi dalam mengelola lahan pertaniannya, agar dapat beradaptasi dalam perubahan iklim serta memberikan nilai tambah.

Kami mendirikan usaha ini di kampung Campagaloe, Kelurahan Bonto Jaya, Kecamatan Bissappu, Bantaeng. Kami sangat senang apabila Anda ingin berkunjung ke tempat kami. Oh ya, sekarang, peternakan ini masih dalam proses pembangunan.

Tim Kelola

Wandi Arsyad

Ayah dan ibunya merupakan petani. Saat ini Wandi memutuskan melanjutkan pekerjaan orang tua setelah menyelesaikan pendidikan S1. Selain bertani dia juga selalu terlibat dalam kegiatan lembaga dan sangat tertarik pada isu pangan dan lingkungan. Selain itu, Ia juga bekerja sebagai fotografer yang di inisiasi oleh para pemuda di kampungnya.

Wandi adalah bagian dari Peternakan Sukaria. Sebuah peternakan terpadu yang kami inisiasi bersama-sama. Sembari terlibat agar peternakan terbangun sepenuhnya, Ia mencoba memikirkan lahan orang tuanya yang selama ini hanya ditanami jagung dengan masa panen 2 kali setahun untuk beralih ke tanaman sayuran. Upaya ini untuk mempersingkat waktu masa panen. Sayuran bisa lebih cepat dibanding jagung.

Saenal

Saenal atau Enal adalah orang muda di salah satu Desa di Bantaeng. Saat ini, Ia bekerja sebagai petani. Enal mengenyam pendidikan hanya sampai SMA saja. Keterbatasan biaya membuatnya harus berhenti bersekolah dan membantu kedua orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia bekerja sebagai buruh, kuli, atau bertani di perkebunan atau persawahan. Enal memutuskan tetap menjadi petani karena Ia memegang prinsip bahwa dengan menjadi petani tidak bergantung pada orang lain.

Enal adalah salah satu inisiator pembentukan Peternakan Sukaria dengan konsep peternakan terpadu. Ia awalnya belajar secara otodidak tentang peternakan kambing. Sambil belajar, Ia juga memutuskan untuk beternak sebagai media praktik. Hasil dari belajar itulah yang dinaikkan posisinya menjadi suatu peternakan bersama.

Herman

Selain latar belakang sebagai petani mendorong ketertarikannya belajar tentang pangan, juga sangat gemar belajar pada isu agraria dan lingkungan. Saat ini aktif di kampung untuk meningkatkan profesi sebagai petani muda. Untuk mengisi kekosongan waktu, dia juga bergabung di Lembaga yang bergerak di sektor lingkungan dan pemberdayaan. Selain itu, Ia juga sempat menjadi pedagang jagung.Pekerjaan ini lebih tepat dianggap sebagai penghubung antara petani dengan peternakan secara langsung. Cara ini setidaknya menghubungkan secara langsung antara hasil produksi petani dengan peternak tanpa harus melalui rantai pasar yang berlapis.

Herman sangat berambisi membuat gerakan untuk meningkatkan pertanian dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Ia meyakini petani merupakan sumber pangan utama untuk menunjang kehidupan. Salah satu gerakan yang dilakukan bersama para pemuda adalah mencoba membangun pertanian yang dipadukan dengan peternakan. Ia ikut menginisiasi pembentukan Peternakan Sukaria. Selain peningkatan ekonomi, gerakan tersebut juga menjadi ruang bagi para pemuda untuk belajar.

Adi Setiawan

Adi Setiawan atau biasa dipanggil Adi adalah seorang petani muda di Kelurahan Bonto Jaya, Kecamatan. Bissappu, Bantaeng. Selain bertani ia juga sering terlibat dalam NGO lingkungan dan Organisasi pemuda hingga Organisasi petani. Adi bersama yang lain adalah inisiator dari Peternakan Sukaria. Saat ini sedang bekerja di Perkumpulan Perisai Alam Borneo (NGO lokal di kabupaten Berau) sebagai staf GIS.